Kekasih yang terkasih :)

3/24/2015 02:58:00 PM 0 Comments A+ a-

Perlahan aku mengerti
Semua yang kurasakan saat ini
Perlahan aku tau
Apa yang membuatku tersenyum sipu

Ada yang berbeda dalam hati
Seolah ada yang mulai
mengisi ruang di hati
Ada yang berbeda dalam hidup ini
Seakan ada yang mulai
untuk mewarnai

Rasa menggebu seakan memulai rindu
Rasa mendalam seakan seperti sayang
Rasa yang menyakitkan
karena kamu masih dalam angan

Bayang semu tentang kamu
tak mau pergi
Rindu akan hadirmu
semakin candu
Dan sentuhan jemarimu
semakin membuatku kaku

Kemudian aku sadari
Rasa yang semakin menjadi-jadi
Menyiksa hati
juga membebani
Membuat bahagia di hati
dan merindu pada orang terkasih

Hai yang biasa disebut orang "cinta"
Kini aku meraskannya
Jatuh hati pada orang terkasih
yang biasa aku sebut sebagai "kekasih"

Tak seutuhnya milikku

3/13/2015 11:16:00 AM 1 Comments A+ a-

Mata yang terpejam
Alunan yang terdengar
Hati yang merindu
kamu yang direlung hatiku
Seolah aku ingin semua tau
Kamu milikku

Fantasi yang membuai indah
Angan yang semakin terbang
juga khayalan yang semakin mengawan
Sepertinya tak pernah jadi kenyataan

Karena aku,
hanyalah yang disembunyikan
Karena aku,
hanyalah simpanan
dan karena aku
ditutupi dari ribuan penglihatan

Ini salahku,
yang harusnya tak masuk dalam hidupmu
yang harusnya tak rela jadi orang ketiga
Tapi apa daya,
Rasa yang terlalu besar
membuatku melangkah semakin dalam
dalam jalan yang penuh harap

Ini salahku,
yang menutup telinga dulu
yang terlalu rapat menutup mata
sehingga tak melihat aku dimana
yang menutup hati dan fikiran
dari ribuan kesadaran

dan kini,
Aku harus melepasmu
membelalakkan mata
agar aku tau siapa diriku dan dirimu
juga membuka telinga
agar aku mendengar
ribuan kata yang mengingatkan

Karena kini aku tau
bahwa melepasmu ada suatu keharusan
bukan sebuah kesalahan
dan karena kamu
tak pernah utuh jadi milikku

Kamu abu-abuku

3/12/2015 12:31:00 PM 0 Comments A+ a-

Kamu abu-abuku
Yang kini semakin kelabu
Kamu yang kurindu
Tiap perpindahan waktu

Tatapanmu yang dulu sangat dalam
Kini telah sirna
Dekapan dari dua lengan
Dekap yang memberi kehangatan
Kini telah hilang

Senyum yang selalu
terlihat lugu
Kini hanya semu
Kecupan yang selalu ada
Kini entah kemana

Entah,
Bagaimana aku menerjemahkannya
Rindu,
yang bercampur menjadi candu
Rasa,
yang semakin menyesak di dada
Juga kamu,
yang tak mau hilang dari fikiranku
Membuat semuanya semakin abu-abu

Warna yang hilang
Tawa yang pergi
Senyum yang dinanti
tak akan pernah kembali

Jalan yang semakin menjauh
Ruang yang semakin menyempit
Dada yang semakin menyesak
seolah sebuah tanda
Bahwa,
melepasmu,
tak semudah menjatuhkan hati padamu
melepasmu,
tak semudah ketika kita mengurai rindu

12 Maret :)

3/12/2015 01:21:00 AM 0 Comments A+ a-

Hari ini telah kupahami bahwa harusnya aku sudah menempatkan bayangannya pada tempatnya, karena mungkin aku tau sekarang ada kamu :) kamu yang telah mencoba mengerti semua rasa sakitku selama ini, kamu yang telah rela tersakiti karena aku yang belum bisa menghapus bayangnya pergi, kamu yang rela menerima hati yang jelas kamu sadari bahwa tak sepenuhnya hati itu bangkit dari rasa sakitnya. Hari ini kusadari bahwa kamu layak untuk mendapatkan tempat disini, karena kamu menutup luka lama yang ada, karena kamu telah mengobati sayatan yang dulu diberikannya, dan kamu perlahan membuatku sadar sudah sepatutnya aku menempatkan bayangannya pada posisinya.

Hari ini, ada dua insan yang sedang mengurai rindu, sekedar lewat sosial media yang selalu membuat candu, sekedar kata kata yang selalu membuat tersenyum malu, sekedar senyuman yang selalu membuat tersipu, sekedar jemari yang selalu saling mengisi, sekedar tatapan yang selalu menatap kembali, bibir yang selalu mengecup halus kening ini, lengan yang perlahan memberi dekapan kehangatan, dan juga diakhiri dengan berhentinya hati yang selalu mencari, mencari kamu :) karena kini aku sadari bahwa telah ada yang baru disini, yang mewarnai keabu-abuanku, bukan malah jadi abu-abuku, itu kamu :)

Sayang.

Tuan Egois

3/05/2015 01:13:00 PM 0 Comments A+ a-

Sebelumnya aku mau bertanya pada Tuhan, siapa yang salah dari ini semua, dari rasa yang perlahan tumbuh dan semakin terasa, dari rindu yang semakin hari semakin menggebu, dan dari sakit yang terasa atas keegoisan kita.

Hai Tuan Egois :)
Sebenarnya siapa yang egois diantara kita, siapa yang lebih kaku fikiran diantara kita? aku? atau kamu?
Katamu, Akulah yang terlalu kaku, akulah yang terlalu sulit untuk dipatahkan, akulah yang terlalu egois. Lalu? bagaimana dengan kamu? yang maunya menang sendiri, yang maunya ini itu dan harus dituruti kemanapun kamu pergi, bagaimana dengan sifatmu yang seperti itu? Ahsudahlah, tak ada gunanya juga ketika semuanya di perdebatkan.
Sejujurnya, kalau boleh menyalahkan, aku ingin menyalahkan waktu yang tak adil, yang sengaja menjebakku dlaam sebuah kejaidan dan membuatku mengenalnya, bahkan lebih akrab dengannya. Kalau boleh menyalahkan, aku ingin menyalahkan sebuah rasa sakit yang ada dalam diriku saat itu, rasa yang membawaku berjalan jauh untuk memasuki kehidupanmu.
Keras kepala, egois, terlalu kaku itu adalah jadi kombinasi yang komplit, yang membuat kita selalu beradu mulut setiap harinya. Kalau boleh meminta aku tak pernah ingin sejauh ini denganmu, hingga berada dalam suatu pilihan yang sesungguhnya sangat sulit untuk kulakukan. Bertahan dengan semua yang membuat kita semakin menjauh atau menjauh dengan semua rasa yang sungguh masih tertinggal sangat dalam di hatiku.
Kalau boleh bilang bahwa egoismu adalah sebuah rasa candu untukku, egoismu adalah satu hal yang selalu membuatku mengingat bahwa kamu adalah satusatu nya lelaki egois yang pernah mendekap erat diriku dalam peluk ketika aku terjatuh, dan sekarang juga kamulah lelaki egois yang telah membuatku jatuh. Bahwa dulu kamulah lelaki egois yang berbaik hati menuntunku bangkit dari lubang penuh rasa sakit, dan sekarang kamu jugalah yang membuatku kembali merasakan hal yang sama. Bahwa dulu kamulah yang mambantuku mewarnai hariku yang bisa dibilang sudah sangat abu-abu. Kini kamulah yang kembali mengabu-abukan duniaku, menghilangkan segala warna yang pernah kita lukis dulu.

Hai Tuan Egois,
Tidakkah kau sadar, bahwa ada yang diam-diam disini masih mengharapkanmu kembali, kembali untuk membuat sebuah tawa, meskipun pada akhirnya kerasnya kita menghancurkan semua. Tidakkah kau tau bahwa disini ada yang diam-diam merindukanmu, diam-diam merasakan sesak yang menggebu dalam dada. tidakkah kau faham itu? semua rasa yang terasa sekarang. Atau haruskah aku meminta pada Tuhan agar merubah tempat kita? dimana kamulah yang harus menekan rasa egoismu dan aku lah yang tertawa dengan keegoisanku.


Aku tau kita samasama punya rasa egois, aku tau kita samasama batu, dan aku tau kita samasama kaku, tapi bisakah kamu mengerti bahwa diantara kita masih ada sisasisa rasa yang dulu pernah tumbuh menggebu gebu, kembalilah :') meskipun kita samasama tau bahwa kita samasama susah untuk mengendalikan egois yang ada, tapi percayalah rasa yang ada mampu mengalahkan egoisme kita.

Dari wanitamu,
yang selalu
kau sebut-sebut batu

Kamu :)

3/04/2015 08:29:00 PM 0 Comments A+ a-

Ini bukan sekedar mengingat masa lalu, ini juga bukan sekedar pencarian dan penantian, atau sekedar menemukan yang baru.
Aku menemukannya ketika aku terjatuh. Aku mengenalnya ketika aku terpuruk, menyerah dan merasa tak bisa bangkit dari sebuah rasa sakit, rasa sakit akan sayatan dari luka lama yg pernah dibuat seseorang dahulu.
Awalnya mungkin tak pernah ada yang menduga, juga tak pernah ada yang istimewa, tak lebih dari sekedar aku dan kamu, dan aku tak pernah berfikir sejauh ini, tak pernah menduga jika aku dan kamu bisa menjadi kita.
Dia memang tak ada bedanya dengan lelaki lainnya, hanya lelaki biasa seperti pada umumnya. Aku masih ingat benar ketika jemarinya mengisi selah-selah kosong diantara jemariku, ketika matanya menatap mataku, ketika jemarinya membelai lembut rambutku, ketika bibirnya mengecup halus keningku, dan ketika pundaknya ada untukku bersandar, disitulah aku menemukan duniaku yang baru, yang (mungkin) lebih hangat dari sebelumnya. Disitulah aku menemukan tempat dimana aku merasakan nyaman. Dia adalah lelaki yang penuh magis, yang selalu membuatku berada dalam ruang harap yang penuh akan angan.

Ini bukan cerita tentang anak muda jaman sekarang, ini juga bukan cerita tentang ke alay an anak jaman sekarang. Ini cerita dimana dua makhluk Tuhan yang saling jatuh cinta dalam ruang sudut yang berbeda, belum faham? Mereka terbatas agama. Ini adalah kisah simple yang mengalir begitu adanya, atas rasa yang pernah ada, atas rindu yang makin hari makin menggebu. Begitu pula aku, Aku selalu punya alasan untuk jadi kutub utara yang selalu mencari kutub selatan. Aku juga selalu punya alasan untuk berdiri dalam perbedaan penuh harap. Meskipun aku punya alasan pergi dan meninggalkan, tapi nyatanya alasan untuk bertahan terlalu kuat untuk dilakukan. Ini adalah kisah sederhana yang sedang kujalani. Kisah yang terbatas perbedaan yang sulit akan dipatahkan. Tapi sebelumnya aku hanya ingin berterimakasih pada Tuhan, terumakasih sudah memberi satu malaikat kecil yang punya perut sedikit agak buncit :) hihi .. Terimakasih sudah memberi satu malaikat yang biasanya kupanggil 'sayang'.
Dan lelakiku :) terimakasih sudah menjadi pendewasaku, terimakasih sudah mengerti akan sifat kanak kanakku, terimakasih sudah menjadi lelaki yang menyediakan pundak untuk aku bertahan, terimakasih sudah menjadi malaikat kecil dalam hidup aku, terimakasih sayang :) terimakasih karena kamu selalu menjadi pendengar setia dari semua keluhanku.

Stay with me dear for now or tomorrow, stay with me dear to make me stronger, stay with me and lets coloring this world like a rainbow, because with you i fell always happy, cause with you i have a new world.
Tetep jadi lelaki bermata bulat sipit yang selalu membuatku tersenyum yaa :)

04032015
Dari wanitamu yabg sedang menggilaimu, meskipun terbatas oleh agama yang selalu mengkotak kotakkan kita :')