Cerita sore itu ..

2/21/2015 06:17:00 PM 0 Comments A+ a-

Aroma kopi mulai menyeruak dan merasuk ke dalam hidungku, aku semakin terlihat candu akan harumnya kopi itu, tapi aku lebih candu akan pelukan hangat darimu. Secangkir kopi menemani tulisanku kali ini. Alunan musik taylor swift membuatku bersenandung pelan, rintik hujan yang perlahan mulai tumpah ke tanah membuat sejuk suasana. Bau tanah yang timbul akibat hujan, juga kombinasi bau kopi yg sedari tadi semerbak di depanku, sungguh kombinasi yang lengkap. Dulu kamu pernah bilang, bahwa hujan adalah suatu bahagia dalam harap, tapi hujan juga akan menyakitkan secara perlahan ketika kita mengkombinasikannya dengan rindu. Hujan juga akan membuat sesak dalam dada jika kita meramunya dengan kenangan, yup dan aku merasakannya sekarang. Tanganku mulai bercerita tentangmu lagi, entah mengapa, aku tak pernah berhenti mencurahkan segala tentangmu lewat tulisan. Entah mengapa, tanganku tak pernah bisa berhenti menulis segalanya tentang dirimu, dan entah mengapa otakku tak pernah bisa berhenti berfikir akan tentangmu. Tulisan? Karangan? Atau tumpahan cerita yang tertulis di blogku hanya secuil perwakilan dari rasa rinduku akan hadirmu. Semua yang pernah aku tuangkan di blogku, itu hanya sepenggal perwakilan dari rasa canduku akan harumnya parfummu, akan hangatnya dekapmu. Aku tak pernah bisa berhenti bercerita tentangmu kepada orang lain. Bahkan sahabatku? Mungkin bagi mereka mendengar cerita tentangmu adalah sebuah lelucon yang sebenarnya itupun tak lucu. Basi!!!

Kamu masih ingat tidak? Ketika kita tertawa akan satu hal yang mungkin bisa dibilang hal itu tak sebegitu lucu untuk kita tertawakan, aku baru sadar bahwa disitulah aku menjadi diriku sendiri, dan kamu jadi dirimu seutuhnya, tanpa ada yang ditutupi, tanpa ada topeng, tanpa ada rasa gengsi. Disitulah aku baru sadar bahwa tawa kita menyeruak bercampur jadi satu di atas udara, diatas hembusan nafas kita. Disitulah aku merasa aku memilikimu seutuhnya, tanpa dibagi dengan wanita lain. Disitulah aku mendapatkan seseorang yang kumiliki seutuhnya. Lalu sekarang? Bahkan tak sedikitpun aku memilikimu. Tak sedikitpun sekarang tawa itu ada bersamaku, tak ada lagi secangkir kopi yang kita rebutkan di pagi hari, iya memang karna kita sama sama pecandu kopi. Tak ada lagi acara untuk berebut main game, juga tak ada lagi rebutan memilih tempat hanya untuk sekedar mengisi perut yang lapar. Sesederhana itu memang kenangan kita, juga sesingkat itu pula kenangan itu terjadi. Tapi nyatanya sekarang, tak semudah itu untuk lupa akan semua yang telah terjadi.

Ketika kau membaca ini kamu bertanya, mengapa aku selalu menulis tentangmu di blogku? Mungkin bukan kamu yang akan bertanya seperti itu, bukan hanya kamu. Kau mungkin sudah tau dari awal. Alasannya adalah kamu yang selalu membayangiku, dan tulisan adalah tempatku mencurahkan apa yang aku rasakan. Sudah terjawab kan? Lantas apa yang kamu lakukan setelah itu? Kau bahkan masih berdiam diri dan tak sadar, dan dengan merasa tanpa dosa kau kembali pergi untuk yang kesekian kalinya. Lalu, untuk apa kamu bertanya? Untuk sekedar ingin tau? Untuk sekedar membanggakan dirimu dalam hatimu sendiri bahwa jauh disini masih ada yang mencintaimu dalam diam, bahwa yang jauh disini masih merindukanmu dengan bisu.
Selelah apa nantinya aku tak pernah berfikir, selama apa nanti akhirnya aku hanya mengharapkan ini semua berakhir. Kadang perasaan lelah memang menyuruhku untuk berhenti berharap kepadamu, tapi rasa yang ada jauh di dalam hati lebih menguatkan aku untuk berjalan dalam harap ke kamu. Mungkin memang ada banyak alasan untuk aku berhenti, tapi satu alasan yang kuat masih saja membuatku stuck di tempat yang sama dan enggan untuk berpindah. Jika boleh memilih, dulu aku tak pernah ingin mengenalmu. Jika boleh memilih, dulu aku tak pernah ingin sedekat ini denganmu, hingga akhirnya aku juga akan merasakan jarak yang sejauh ini denganmu. Aku tau perkenalan dan kedekatan kita hanya sebentar, tapi aku terlambat menyadari bahwa lama atau tidaknya kita kenal tak akan pernah sebanding dengan lama atau tidaknya aku untuk bangun dari tempatku terjatuh.

Karena melepasmu bukan sebuah pilihan, tapi sebuah keharusan. Karena melepasmu bukan sebuah kesalahan, tapi melepas kesalahan. Dan karena melepasmu bukan lagi tak sayang, tapi hanya akan mencintaimu dalam diam. Mungkin sakit, tapi tak sesakit ketika aku menyadari bahwa kamu tak seutuhnya kumiliki.

Baca doang? Sini sedekah komentar :) nanti gue kunjungin balik kok :D
Buat yang belum ada akun buat komentar, bisa komentar pake "anonymous" :)