Take it or leave it #2

2/23/2015 12:54:00 PM 0 Comments A+ a-

"Take it or Leave it. Kamu harus pilih salah satunya, kamu stuck dengan perasaanmu yang mengganjal atau bilang padanya dengan resiko kamu kehilangan dia." Seketika ada rasa sakit menusuk terlalu dalam di dalam hati ini.
"Kalau kamu yang diberi pilihan seperti itu, kamu akan pilih mana?"

Aku terkaget dalam hati, pertanyaan tyas yang satu ini membuatku kembali lagi merasakan sesak yang sama. Simple memang ketika bilang life is choice, take it or leave it, tapi pada nyatanya mengambil keputusan dari kalimat itu tak semudah ketika kita melafalkannya.

"Sebenarnya jika diulang lagi itu hanyalah pertanyaan simple yas, tergantung hati dan fikiranmu, lebih berat dimana,jika fikiranmu lebih berat, lepaskan hatimu, ikhlaskan yang selama ini jadi teman hidupmu, karena nyatanya semua tau jika dalam satu hubungan salah satunya sudah tak nyaman kita juga tak bisa memaksakan. Tapi jika kamu mau membicarakannya dengan baik, dengan imbal balik dia juga mau berbicara dengan baik, mungkin rumah yang kau bangun selama ini bersamanya masih akan selamat. Begitulah sebaliknya, tergantung bagaimana kamu menyikapinya. Tapi jika kau tanya padaku, aku akan bicara dengan dia secara baik-baik, apapun resikonya, kehilangan dia atau tetap bersama dia."
"Kau ikhlas fi jika harus kehilangan dia?" tanya tyas mencoba meyakinkanku.
"Why not? bukankah itu tanda pondasi yang kamu bangun selama ini sudah rusak? kenapa masih dipertahankan? Yas, Tuhan itu maha adil, ketika kau kehilangan satu pemeran dalam hidupmu, dia akan menggantikannya dengan pemeran yang baru, mungkin dengan syarat kau harus ikhlas kehilangan pemeran lamamu, meskipun nantinya juga butuh waktu untuk mengganti pemeran yang lama itu. Tapi percayalah, semua akan indah dengan sendirinya."
"Fia, kau sudah yakin kan atas jawabanmu itu?"
"I'm sure yas, why?"
"Kau sudah pintar dalam mengaplikasikan pemikiranmu kedalam lisanmu, tapi kau masih belum pintar mengaplikasikan fikiranmu kedalam tindakanmu."
"Maksudmu yas?" tanyaku semakin heran.
"Udah deh, gausah mencoba menutupi semuanya dariku, kita ini sudah kenal dari kecil, apa yang kamu rasain pasti aku faham kok. Take it or leave it, sekarang kamu harus milih salah satunya, dan kamu udah punya jawabannya kan? Omongin sekarang sama dia, jangan diam! itu nggak guna dan malah akan jadi beban di hidupmu."
"Tapi yas, darimana kamu tau?" tanyaku heran.
"Fi? yang perlu kamu kerjain sekarang adalah ngobrol sama dia, kamu udah berhasil mengurai masalahmu lewat ucapanmu tadi, sekarang selesaikan semuanya lewat tindakanmu."

Sejenak aku berfikir, tanpa sengaja aku sudah mengurai benang kusut yang ada difikiranku selama ini. Kadang mungkin kita tak bisa mengurai satu benang kusut yang ada dalam hidup kita, tapi percayalah, Tuhan akan kasih perantara untuk kita mengurai benang itu agar tak lagi jadi masalah.

#MenulisSurat 13Of14

Baca doang? Sini sedekah komentar :) nanti gue kunjungin balik kok :D
Buat yang belum ada akun buat komentar, bisa komentar pake "anonymous" :)