Nafas yang Berbeda

5/07/2015 12:54:00 PM 0 Comments A+ a-

Selamat malam Tuhan :)
Entah disana pagi, siang, atau malam, yang jelas aku hanya ingin mengucapkan salam. Sebelumnya, aku berterimakasih terlebih dahulu karena sudah memberikanku nafas dan kehidupan yang indah, meski sesekali aku harus melewati hidup dengan tersengal sengal karena nafas yang menyesak. Aku tau, engkau mungkin sudah bisa menebak apa yang akan aku ceritakan disini, yaaa tentang sebuah kisah yang berbeda, dan belum ada yang bisa menjembatani perbedannya. Tuhan yang terkasih, yang maha membolak balikkan hati. Aku ini makhlukmu, seorang makhluk yang tak pernah tau akan jatuh hati pada siapa, kalau kata lagu sih "cinta itu random" hihi .. Tuhan, sebelum aku bercerita, engkau pasti sudah faham benar apa yang aku rasakan. Aku tak pernah meminta untuk dijatuhkan hatinya pada seseorang yang berbeda denganku, berbeda setiap jengkal nafasnya, berbeda tempat peribadatannya, juga yang sering kita sebut "Tuhan" itu pun berbeda. Sebenarnya aku masih bingung, apa yang membedakan tuhannya dan tuhanku? Bukannya tuhan itu satu? Bukannya engkau tak ada bedanya tuhan? Lalu? Apa yang membuat kita menyebut engkau berbeda? Hingga ada perbedaan antara menengadahkan tangan dan melipat tangan diantara kita. Sakitnya lagi, dalam setiap nafas yang berbeda itu kita selalu membuat tawa, membuatnya seakan tak ada lagi perbedaan diantara kita, membuat semua merasa indah. Bukannya sungguh jahat ketika menyadari bahwa yang membedakan kita adalah yang menciptakan kita sendiri. Bukannya sungguh menyakitkan ketika menyadari bahwa yang membedakan kita hanyalah dari sebuah buku yang selalu kita baca setiap harinya, dengan sebutan al-quran dan al-kitab?
Tuhan yang maha mempunyai hati, bukankah engkau bisa melakukan semua hal? tapi mengapa engkau tak bisa menjembatani perbedaan diantara kita? bahkan sebuah rasa yang biasa disebut cinta, tak pernah bisa menjembatani perbedaan diantara kita. Seharusnya, tak perlulah terlalu mengkotak-kotakkan apa yang berbeda diantara kita, hingga selalu ada diantara kita celah untuk lipatan-lipatan masalah. Karena sebelumnya tak pernah kusangka, masalah hati bisa serumit ini, mengacaukan segalanya, dan aku tak pernah berfikir mengapa bisa jadi seperti ini.
Ketika menulis ini, aku merasakan penyesalan-penyesalan yang mulai menumpuk menyesaki diri, aku mulai menyalahkan diriku sendiri, kenapa dulu bisa jatuh hati pada lelaki yang berbeda keyakinan diri. Lalu mulai menyalahkan waktu, waktu yang telah membawa kita sedalam ini. Mulai menyalahkan hati, yang sudah menciptakan rasa yang sangat mendalam. Menyalahkan rindu yang selalu membuat kita bertemu dan semakin menyatu. Juga terkadang aku menyalahkan perbedaan diantara kita. Padahal jika diulang kembali, tak ada yang perlu disalahkan dari semua ini, Aku ataupun kamu, Tuhanku ataupun Tuhanmu, juga Kitabku atau Kitabmu, semua tak perlu disalahkan. Kalaupun tiba waktunya nanti, yang terbaik pun akan terasa menyakitkan, betapapun rasa yang mendalam, juga betapapun kita meniadakan luka, tapi pasti segalanya akan ada, luka juga rasa yang tersiksa. Karena aku tau, setiap keputusan akan selalu ada pengorbanan, dan setiap pengorbanan akan selalu ada kesakitan. Aku hanya meminta satu hal Tuhan, entah nanti atau kapan engkau akan menjawabnya aku tak peduli, aku hanya ingin suatu saat nanti entah kapan celah lipatan diantara kita bisa tak jadi masalah, lalu kotak itu menjadi bulat, rasa yang sering disebut cinta itu bisa menjembatani perbedaan diantara kita, juga engkau, yang (mungkin) tak akan lagi kami bedakan, tolong jangan beri semua itu di waktu yang terlambat :')

dari makhlukmu
yang nafasnya tersengal-sengal
karena tak lagi sanggup
melawan perbedaan :')