Menulis masa lalu #3

9/02/2015 08:56:00 AM 4 Comments A+ a-

Pertanyaan itu masih ada, masih sama sejak tadi. Lidahku juga masih terlalu keluh untuk mengatakan pertanyaan itu. Hatiku kali ini menang, dia menang untuk yang kesekian kalinya dari logikaku, dan pada akhirnya sampai sejauh ini aku masih saja terdiam. Diam untuk yang kesekian kalinya. Walau pada nyatanya logikaku lebih kuat menyatakan bahwa dia adalah alex yang dulu, yang pernah ku kenal walau sesingkat tatapan mata.
Sudah berjam jam kami bersama, dengan rongga dada yang masih saja menyesak daritadi, juga dengan sikap yang masih saja kaku. Berkali kali diriku mencoba mejelaskan bahwa semuanya sama seperti dulu, hanya saja tak ada kacamata yang menggantung diantara tulang hidungnya. Iya, alex yang dulu tak berkacamata. Aneh ya rasanya? kita baru saja tak bertemu satu tahun yang lalu, tapi rasanya seperti asing bagiku. Bukan, bukan asing, tapi lebih tepatnya aku takut terlihat asing dimatanya, takut ketika menyapanya nanti ternyata dia tak mengingatku. Sudahlah, mungkin memang bukan saatnya.

  "Lo mau ke jogja juga?" Kembali lagi, segelintir pertanyaannya membuyarkan fikiranku. Tapi aku fikir ini lebih baik daripada kita saling berdiam diri.
  "Iya, gue mau kerumah nenek disana. Ehm, ke tempat gue lahir alias lagi pulang kampung aja. Nah lo juga mau ke jogja?".
  "Iya, gue juga ke jogja, balik ke rumah mumpung belum masuk kuliah."

Bodoh ya rasanya? menanyakan pertanyaan yang sebenarnya kita udah tau jawabannya. Kita satu bus, mana mungkin beda tujuan? Yasudahlah.

  "Oh jadi lo asli jogja?" sambungku bertanya.
  "Iya, dulu SMA di jogja, terus lulus gue pindah ke jakarta. Milih kuliah disana, dan mumpung kuliah juga belum masuk jadi ya mending gue balik ke jogja dulu aja."

Jika diingat lagi, satu tahun yang lalu memang baru saja kenaikan kelas, aku memilih pindah mengikuti orang tuaku di jakarta, meninggalkan semua yang di jogja. Dan setahun kemudian harusnya memang kita sama sama kuliah. Jadi?

  "Oh gitu?" Aku berusaha tenang, menutupi semua kekacauan yang aku sendiri tak mengerti bagaimana cara menutupinya.
  "Kenapa lo lebih milih jakarta? kenapa gak di jogja? Banyak kan universitas disana yang bagus?"
  "Gue juga gak tau, gue pengen di jakarta, disana ada yang gue cari."
  "Cari? emang kalau boleh tau lo nyari apa?". tanyaku heran.
  "Nyari orang yang pernah bikin gue keluh, orang yang udah ngabisin oksigen di hidup gue, sehingga gue susah nafas karena rasa yang gak pernah gue mengerti"
  "Haha, lebay lo. Intinya lo jatuh cinta kan?"
  "Iya, gue jatuh hati sama gadis yang gue temuin satu tahun lalu, yang waktu itu dia lagi mau jatuh trus gue pegangin dari belakang. Lucu ya? serasa di FTV aja gue haha"

Tunggu? Jadi? itu kan? itu kan kejadian satu tahun yang lalu. Persis dengan setahun yang lalu.

  "Dan gadis itu lo tar, lo yang ngebikin gue jadi kayak gini. Lo yang bikin gue gak karuan selama ini. Gue juga gak tau apa yang udah terjadi selama ini, padahal gue juga sadar sesingkat itu pertemuan kita, hingga akhirnya lo mutusin buat pergi, pindah dari tatapan mata gue."
  "Alex? setahun yang lalu?"
  "Hmm"

Semakin keluh, semakin terasa keluh ketika semua pertanyaanku terjawab. Semakin terasa kacau dalam hati, padahal harusnya aku berbahagia diri mendengar apa yang baru saja kudengar. Harusnya aku membalasnya dengan mengatakan semuanya, bahwa semua yang kurasakan itu sama, sama dengan apa yang dia rasakan selama ini. Tapi nyatanya, aku kalah dengan egoismeku lagi, yang ternyata masih saja tak punya nyali untuk mengatakan bahwa aku juga mencintainya.

4 komentar

Write komentar
Awan
AUTHOR
3 September 2015 pukul 03.47 delete

yahh, gak klimaks gue bacanya... #4 lo bilang kedia titikk...yang baca jadi gemes ini~

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
3 September 2015 pukul 07.26 delete

Haha sengaja dibikin dikit-dikit biar gitu bacanya :D

Hallo kak yunior :p salam kenal yak :)

Reply
avatar
Gisa Astania
AUTHOR
4 September 2015 pukul 15.20 delete

itu fiksi apa nyata? berani memendam cinta harus berani juga membokarnya.

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
4 September 2015 pukul 16.59 delete

Fiksi kak :)

Iyaa itu udah di bongkar di post selanjutnya. Di bagian #4

Reply
avatar

Baca doang? Sini sedekah komentar :) nanti gue kunjungin balik kok :D
Buat yang belum ada akun buat komentar, bisa komentar pake "anonymous" :)