Setengah dari hidupku.

9/04/2015 08:03:00 AM 5 Comments A+ a-

Paras wajahnya memang sudah tak asing lagi. Kedua mata bulatnya, hidung mancungnya, juga kacamata yang menggantung diantara tulang hidungnya. Tulang wajahnya yang tirus, selalu membuatku ingat kata katanya. Dia lelaki yang sempurna bagiku, meski semuanya tau masih banyak kekurangan yang terlihat darinya. Tutur katanya selalu terasa lembut, sikapnya menawan hati, membuat diriku tak ingin membantah semua perkataannya. Meski seringkali aku malah asyik sendiri. 

Iya, asyik dengan duniaku sendiri.

Dia selalu ada dalam hidupku, tak sekalipun aku tak ingat dengannya. Dia adalah lelaki yang selalu membuat pelangi di hidupku. Mewarnai segala ke abu abuanku. Mendampingiku mewarnai kertas putih di halaman selanjutnya. Lelaki berpostur kurus tinggi ini selalu mengajarkanku arti sebuah setia, cinta, juga kesederhanaan. Lebih dari itu masih banyak lagi yang dia ajarkan, hingga tak pernah bisa kujelaskan. 
Lelaki ini selalu memberi senyum di hidupku, meski terkadang aku membuatnya bersedih karena kekanak kanakanku. Dia sempurna.
 
Hingga saat itu tiba, Tuhan lebih memilih memisahkan aku dan dia. Tuhan lebih memilih aku jauh dari dia. Hingga timbul rasa sakit yang berkecamuk dalam hati. Rasa kehilangan yang mendalam. Kau tau? Itu sungguh menyakitkan. Tuhan tau betapa aku sayang, tapi tuhan malah memisahkan. Kau tau? Sejak saat itu aku harus melawan segala emosi yang bergejolak dalam hati. Menerima segala kenyataan bahwa kini sosoknya sudah tak terlihat lagi. Tapi, sejak saat itu pula aku sadar, hidup masih harus terus berjalan, tanpanya atau dengannya. Walau pada akhirnya aku harus memilih mewarnai kertas putih itu sendiri, mewarnai segala abu abu itu sendiri, juga melangkah sendiri meski awalnya tertatih.

Bukan tulang rusukku, tapi setengah dari hidupku. Ayah :)
Bahagia bersamamu itu sederhana, bertemu denganmu sesekali, meski dalam mimpi.

5 komentar

Write komentar
Muhae
AUTHOR
7 September 2015 pukul 13.50 delete

hmmm kasihan... emang dia kemana kak?

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
7 September 2015 pukul 14.05 delete

Ada di paragraf terakhir kak :) dia kemana

Reply
avatar
Chiisana
AUTHOR
10 September 2015 pukul 09.01 delete

kehilangan orang terdekat dan sangat berharga memang sangat menyakitkan

Reply
avatar

Baca doang? Sini sedekah komentar :) nanti gue kunjungin balik kok :D
Buat yang belum ada akun buat komentar, bisa komentar pake "anonymous" :)